ANAHATA
" Pada aksara, aku jatuh cinta "
Thursday, March 16, 2017
Pandangan Hidup Remaja
Friday, July 10, 2015
Friday, January 9, 2015
Keputusan
Untuk kali ini, biarkan aku sejenak melepas diri.
Keputusan . Yaa , laki-laki sering disibukkan dengan mengambil keputusan-keputusan dalam hidupnya tentang hal apapun itu. Aku pernah dihadapkan beberapa masalah yang bagiku besar dampaknya jika aku salah dalam mengambil keputusan. Lebih tepatnya ketika aku harus memutuskan untuk melanjutkan studi dimana. Aku (masih) punya mimpi besar hingga saat ini untuk melanjutkan studi diluar kalimantan, ntah itu di Indonesia atau diluar negeri.
Sebelumnya, aku ini termasuk orang yang (mungkin) lebih banyak tau tentang kehidupan didalam keluargaku. Sejak salah satu dari kami telah berpulang, aku harus mengubah banyak rencanaku dimasa depan. Dan itu harusnya tidak mudah dilakukan untuk remaja seusiaku kala itu.
Yaa.. keputusan untuk melanjutkan studi adalah salah satu rencana yang harus berubah. Dengan banyak pertimbangan besar yang sudah aku prediksikan sebelumnya. Yaa ... aku merasa kami akan kehilangan seseorang lagi , dia adalah imam kami. Aku nya hingga saat ini masih belum siap menggantikan peranannya.
Sedih , jangan tanyakan lagi . Aku hanya punya cara tersendiri untuk mengatasi perasaan ini. " Tidak ada seorang makmum pun yang menginginkan imam nya pergi"
- Mau kemana ? Dia bersamamu dan jangn pernah meninggalkan-Nya
Dari Tempat Paling Rahasia
Sabtu, 10 Januari 2015
- Marsudi Utomo
Monday, December 15, 2014
Peranan Media Massa Pada Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Pelajar
Saturday, August 2, 2014
Menyelesaikan Diri Sendiri
Sebelum kita berjalan bersama. Biarkan aku sibuk sendiri dengan diri ini. Aku bisa menyelesaikannya dan kamu cukup tenang dan jalani hidupmu sebagaimana biasanya. Tidak perlu sibuk khawatir dan mencemaskan keberadaanku. Bila pun aku tak kunjung selesai, kamu bisa memulai langkahmu lebih dulu. Tidak perlu menungguku. Aku juga tidak memintamu untuk menunggu, kan?
Sebelum memulai kebersamaan. Aku akan menyelesaikan urusan-urusanku yang belum selesai. Seperti urusanku terhadap masa lalu, terhadap keluarga, terhadap impian, terhadap orang-orang lain (yang ternyata aku memiliki salah), terhadap agamaku, dan urusan-urusan lain. Karena aku tidak mau langkah kita nanti berkali-berkali berhenti. Tertahan karena urusan-urusanku yang terbengkalai.
Berjalanlah sebagaimana kamu berjalan. Tidak perlu melihatku dengan rasa kasihan. Aku tidak perlu dikasihani. Perjalanan kita saat ini belum bertemu. Tidak perlu berusaha memaksakan dirimu untuk mengambil jalan yang sedang aku tempuh. Selesaikanlah urusan kita masing-masing terhadap diri kita sendiri terlebih dahulu. Sebab bagiku —dan aku harap bagi kita juga— waktu ketika bersama jangan sampai terganggu dengan urusan lama kita. Karena aku percaya, langkah kita tidak akan berhenti sampai di sini. Meski kita sama-sama tahu, mungkin saja perjalanan kita tidak akan bertemu. Tapi kita akan sama-sama belajar.
[ untuk setiap orang yang merencanakan hidup bersama dengan orang lain, selesaikanlah urusanmu terhadap dirimu sendiri terlebih dahulu :) ]
- (c)
Tuesday, April 22, 2014
Dari Tempatku Menulis Puisi
Monday, April 7, 2014
Yang Hilang Sewaktu-Waktu
Aku belajar mengosongkan diri dari apapun yang memenuhi. Hingga setiap ruang dalam hati terasa lebih lapang dari biasanya. Lalu mengisinya lagi dengan lebih tertata dan bijaksana.
Karena aku mencintai yang sewaktu-waktu mati, yang sewaktu-waktu harus hilang. Aku belajar tentang kesendirian. Betapa hidup dalam diri sendiri begitu meresahkan.
Aku belajar bagaimana membuat hari-hari terasa lebih lapang. Selalu siap dengan kehilangan. Selalu siap dengan kepergian. Sebab aku, sejatinya, tidak pernah memiliki apa-apa. Tuhan hanya menitipkanmu untuk aku cintai.
Aku khawatir bila aku mencintaimu tidak dengan petunjuk-Nya. Aku takut ketika mencintaimu justru mengundang murka-Nya. Aku sudah berusaha sebaik-baiknya menjaga diri.
_ Semua masih tentang kamu, wanita luguku ({}) I MISS YOU :')