Entahlah apa yang sebenernya ku
rasakan saat ini. Aku terlalu menaruh harapan padamu. Setiap harinya aku
hanya bisa mengenalmu lebih dari media yang tidak nyata. Padahal jika
aku mau pun, aku bisa mengenalmu lebih dekat didunia yang seharusnya.
Namun, tak semudah itu kulakukan. Terkadang aku seperti berada diriuhnya
angin yang terombang-ambing mengartikan statusmu. Aku tau itu hanya
akan menyakitkan perasaaan ku. Ya ya ya memang aku bodoh. Terus saja itu
aku lakukan. Padahal untuk menoleh ke arahku sedikitpun sepertinya
tidak.
Statusmu yang tak dapat diartikan
walaupun itu hanya satu kata. Senyam-senyum sendiri terkadang itu
responku. Detak jantung pun seakan berdetak tak menentu. Andai saja aku
mampu menerjemahkannya dengan melihat hatimu, mungkin tak akan jauh hati
ini melangkah. Tak mungkin pengahrapanku ini akan lebih jauh lagi. Aku
salah. Salah mengartikan kebaikanmu dan tingkahmu yang selama ini
kuanggap dapat lebih menjadi seorang teman. Tahu kah kamu aku merasa
sesak ketika membaca statusmu itu? Tahu kah kamu betapa sakitnya aku?
Bilamana Kau itu menjadi Aku? Pertanyaan itupun akan selalu muncul
didalam benakku.
Bahagia. Cemburu. Itu rasaku ketika mengenalmu. Apa kau pernah merasa rasaku ini? Rasa yang tak dapat kuhentikan saat ini. Rasa yang terlalu dalam untukmu. Tahu
kah kamu akan hal itu? Sepertinya tidak. Seharusnya sejak aku menaruh
hati padamu, aku tahu bahwa perasaanmu itu telah untuk yang lain.
Sayangnya waktu itu aku belum tau. Seharusnya aku tidak menanggapi semua
tingkahmu. Sehingga perasaanku menjadi seperti ini. Mungkin kamu merasa
ini berlebihan. Namun, inilah yang kurasakan. Disaat mulai mengenalmu,
Aku terlalu memaksakan perasaanku ini. Keingintahuan ku ini memang
terlalu tinggi.
Tahukah ketika aku menulis ini, air
mata ini tak dapat kubendung lagi. Satu-satupun jatuh perlahan. Aku
merasa bodoh. Apa kamu senang dengan apa yang terjadi padaku ini?
Entahlah, aku tidak dapat menerka-nerka. Aku hanya manusia biasa yang
hanya bisa merasakan dan menerimanya. Seandainya kau tahu setiap harinya
aku selalu memikirkanmu yang tak kunjung datang. Andai. Andai. Itu
semua hanya menjadi angan-angan belaka.
Aku hanya bisa mengharapkan kamu dapat membantu perasaanku ini. Menghilangkan perasaan yang kurasa saat ini. Berhenti untuk mencintaimu dan mengindahkanmu.