Friday, August 30, 2013

Seandainya Kau itu Aku

Entahlah apa yang sebenernya ku rasakan saat ini. Aku terlalu menaruh harapan padamu. Setiap harinya aku hanya bisa mengenalmu lebih dari media yang tidak nyata. Padahal jika aku mau pun, aku bisa mengenalmu lebih dekat didunia yang seharusnya. Namun, tak semudah itu kulakukan. Terkadang aku seperti berada diriuhnya angin yang terombang-ambing mengartikan statusmu. Aku tau itu hanya akan menyakitkan perasaaan ku. Ya ya ya memang aku bodoh. Terus saja itu aku lakukan. Padahal untuk menoleh ke arahku sedikitpun sepertinya tidak. 

Statusmu yang tak dapat diartikan walaupun itu hanya satu kata. Senyam-senyum sendiri terkadang itu responku. Detak jantung pun seakan berdetak tak menentu. Andai saja aku mampu menerjemahkannya dengan melihat hatimu, mungkin tak akan jauh hati ini melangkah. Tak mungkin pengahrapanku ini akan lebih jauh lagi. Aku salah. Salah mengartikan kebaikanmu dan tingkahmu yang selama ini kuanggap dapat lebih menjadi seorang teman. Tahu kah kamu aku merasa sesak ketika membaca statusmu itu? Tahu kah kamu betapa sakitnya aku? Bilamana Kau itu menjadi Aku? Pertanyaan itupun akan selalu muncul didalam benakku. 

Bahagia. Cemburu. Itu rasaku ketika mengenalmu. Apa kau pernah merasa rasaku ini? Rasa yang tak dapat kuhentikan saat ini. Rasa yang terlalu dalam untukmu. Tahu kah kamu akan hal itu? Sepertinya tidak. Seharusnya sejak aku menaruh hati padamu, aku tahu bahwa perasaanmu itu telah untuk yang lain. Sayangnya waktu itu aku belum tau. Seharusnya aku tidak menanggapi semua tingkahmu. Sehingga perasaanku menjadi seperti ini. Mungkin kamu merasa ini berlebihan. Namun, inilah yang kurasakan. Disaat mulai mengenalmu, Aku terlalu memaksakan perasaanku ini. Keingintahuan ku ini memang terlalu tinggi. 

Tahukah ketika aku menulis ini, air mata ini tak dapat kubendung lagi. Satu-satupun jatuh perlahan. Aku merasa bodoh. Apa kamu senang dengan apa yang terjadi padaku ini? Entahlah, aku tidak dapat menerka-nerka. Aku hanya manusia biasa yang hanya bisa merasakan dan menerimanya. Seandainya kau tahu setiap harinya aku selalu memikirkanmu yang tak kunjung datang. Andai. Andai. Itu semua hanya menjadi angan-angan belaka. 
Aku hanya bisa mengharapkan kamu dapat membantu perasaanku ini. Menghilangkan perasaan yang kurasa saat ini. Berhenti untuk mencintaimu dan mengindahkanmu.