Friday, August 30, 2013

Seandainya Kau itu Aku

Entahlah apa yang sebenernya ku rasakan saat ini. Aku terlalu menaruh harapan padamu. Setiap harinya aku hanya bisa mengenalmu lebih dari media yang tidak nyata. Padahal jika aku mau pun, aku bisa mengenalmu lebih dekat didunia yang seharusnya. Namun, tak semudah itu kulakukan. Terkadang aku seperti berada diriuhnya angin yang terombang-ambing mengartikan statusmu. Aku tau itu hanya akan menyakitkan perasaaan ku. Ya ya ya memang aku bodoh. Terus saja itu aku lakukan. Padahal untuk menoleh ke arahku sedikitpun sepertinya tidak. 

Statusmu yang tak dapat diartikan walaupun itu hanya satu kata. Senyam-senyum sendiri terkadang itu responku. Detak jantung pun seakan berdetak tak menentu. Andai saja aku mampu menerjemahkannya dengan melihat hatimu, mungkin tak akan jauh hati ini melangkah. Tak mungkin pengahrapanku ini akan lebih jauh lagi. Aku salah. Salah mengartikan kebaikanmu dan tingkahmu yang selama ini kuanggap dapat lebih menjadi seorang teman. Tahu kah kamu aku merasa sesak ketika membaca statusmu itu? Tahu kah kamu betapa sakitnya aku? Bilamana Kau itu menjadi Aku? Pertanyaan itupun akan selalu muncul didalam benakku. 

Bahagia. Cemburu. Itu rasaku ketika mengenalmu. Apa kau pernah merasa rasaku ini? Rasa yang tak dapat kuhentikan saat ini. Rasa yang terlalu dalam untukmu. Tahu kah kamu akan hal itu? Sepertinya tidak. Seharusnya sejak aku menaruh hati padamu, aku tahu bahwa perasaanmu itu telah untuk yang lain. Sayangnya waktu itu aku belum tau. Seharusnya aku tidak menanggapi semua tingkahmu. Sehingga perasaanku menjadi seperti ini. Mungkin kamu merasa ini berlebihan. Namun, inilah yang kurasakan. Disaat mulai mengenalmu, Aku terlalu memaksakan perasaanku ini. Keingintahuan ku ini memang terlalu tinggi. 

Tahukah ketika aku menulis ini, air mata ini tak dapat kubendung lagi. Satu-satupun jatuh perlahan. Aku merasa bodoh. Apa kamu senang dengan apa yang terjadi padaku ini? Entahlah, aku tidak dapat menerka-nerka. Aku hanya manusia biasa yang hanya bisa merasakan dan menerimanya. Seandainya kau tahu setiap harinya aku selalu memikirkanmu yang tak kunjung datang. Andai. Andai. Itu semua hanya menjadi angan-angan belaka. 
Aku hanya bisa mengharapkan kamu dapat membantu perasaanku ini. Menghilangkan perasaan yang kurasa saat ini. Berhenti untuk mencintaimu dan mengindahkanmu.

Thursday, August 29, 2013

10 Tips Menjadi Orang Pintar

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru

Kunci Meraih Kesuksesan

1. Niat
Hal pertama yang wajib anda miliki adalah niat. Awalilah dengan niat yang kuat untuk melakukan usaha dengan sungguh-sungguh. Niat anda memiliki daya dorong yang luar biasa untuk memperoleh kesuksesan, niat juga menentukan diterima tidaknya suatu amal manusia, oleh karena itu anda harus meluruskan niat anda agar dibimbing oleh Allah SWT menuju kepada kesuksesan. Niat yang tulus dan benar akan melahirkan suatu motivasi dalam meraih suatu kesuksesan dan menghantarkan seseorang pada tujuan yang dicita-citakannya.

2. Ikhlas
Orang sukses melakukan segala hal dengan hati yang ikhlas dan menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Mereka mampu melihat pekerjaan sebagai sebuah kesenangan. Dengan itu anda tidak akan pernah bosan dan terbebani dalam melakukan usaha/pekerjaan anda.

3. Bekerja Keras dan Berusaha diatas rata-rata dari orang lain.
Anwar Fuadi seorang penulis novel best seller “Negeri 5 Menara” dan “Ranah 3 warna” adalah seseorang yang mengaku memiliki kunci kesuksesan yang bernama “Man Jadda Wajada” Siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil”.

4. Berdoa
Dengan berdo’a kita dituntut untuk lebih mendekatkan diri terhadap sang Pencipta dan yang pasti dengan kita semakin dekat dengan-Nya maka akan semakin dekat pula kesuksesan itu.

5. Sabar dan Tawakal
Dan yang terakhir adalah tawakal menyerahkan semuanya hanya kepada Allah SWT. Karena, hanya Dialah pemberi segala kesuksesan, pemberi segala yang kita inginkan.

Tuesday, August 27, 2013

Bahan Renungan dari notes Oki Setiana Dewi
Pernikahan Imam menjadi renungan untukku. Keputusannya untuk menikah muda saat berusia 20 tahun dan istrinya yang berusia 18 tahun membuatku sangat terkesima. Imam adalah teman sekelasku saat aku dan dia bersama-sama duduk di kelas XI IA 4. Hampir 5 tahun aku mengenalnya ternyata tak ada perubahan yang berarti dalam dirinya. Ia tetap seorang Imam yang kukenal saat SMA dulu. Imam yang penuh dengan senyum dan bahasa Depoknya yang selalu saja membuatku tertawa. Dari dulu.. hingga kini.

Bagi sebagian orang, termasuk Imam, yang telah siap mengemban ‘mitsaqon- ghalizha’ sebuah perjanjian yang tercantum dalam Al-Qur’an sebagai perjanjian yang sangat berat, tentulah menyadari status dan tugas barunya. Ia bukan saja mahasiswa Ilmu komputer UI yang bertanggungjawab menyelesaikan kuliahnya tapi juga seorang suami dan calon ayah yang bertanggungjawab bagi keluarganya.

Keputusan Imam untuk menikah dini adalah hebat. Keputusan teman-temanku yang lain untuk menikah nanti pun hebat.

Menikah dini atau menikah nanti sesungguhnya sama-sama hebat. Tergantung konteks. Menikah dini dengan alasan telah siap lahir bathin, menyambung tali kasih sayang, menjaga kesucian dan menjaga kehormatan diri, menghasilkan banyak anak-anak hebat di kondisi orangtua yang masih produktif dan sehat tentu alasan yang tepat. Menikah nanti dengan alasan merasa belum mampu untuk menambah tanggungjawab dan merasa masih mampu menahan gejolak hasratnya sehingga memilih untuk terus mengisi dan memperbaiki diri terlebih dahulu, itu pun adalah orang hebat.

Bukankah memperbaiki diri berarti memperbaiki jodoh?

Mereka adalah orang-orang yang menyadari tak mudah membagi konsentrasi hingga memilih untuk fokus kuliah, fokus menaikkan kualitas diri dengan terus belajar. Tentunya belajar dalam artian luas. Belajar pada siapapun, kapanpun, dimanapun, pada apapun yang membuat dirinya menjadi pribadi yang cerdas dan matang, atau ada beberapa kasus bahwa ia kemudian menjadi tulang punggung keluarga hingga fokus untuk membantu perekonomian, menyekolahkan adik-adik, membahagiakan orang-orang yang telah begitu berjasa dalam hidupnya. Tidakkah itu golongan orang-orang hebat, ketika ‘kebahagiaan pribadi’ itu pun rela disingkirkan untuk sementara waktu karena kecintaannya pada keluarganya?

Banyak buku bertebaran kini dengan tujuan mengajak menikah muda. Biasanya buku-buku dengan genre seperti itu, laris di pasaran. Market-nya siapa lagi kalau bukan para anak muda. Begitu pula dengan majelis-majelis yang pasti selalu saja ramai didatangi kalau yang menjadi tema tak jauh-jauh tentang menikah muda. Ada asap pastilah ada api.
Buku-buku atau tema-tema itu menjadi sedemikian booming-nya tentu menjadi alasan tersendiri bagi mereka yang prihatin melihat keadaan anak muda masa kini. Daripada ‘aneh-aneh’, ayo menikah! Begitulah kira-kira yang bisa kusimpulkan.

Dampaknya bisa macam-macam. Dampak positifnya para anak muda akan termotivasi untuk menikah. Termotivasi mempersiapkan kondisi lahir bathin-nya untuk bersanding
dengan pujaan hati yang telah lama menjadi idamannya. Yang malas belajar jadi semangat belajar. Yang santai-santai saja mencari penghasilan, jadi semangat dalam bekerjanya. Wow.. indah bukan? Kalau seperti ini aku pun setuju.

Tapi kulihat ada beberapa teman setelah membaca buku atau mendatangi majelis biasanya semangat menikah begitu menggelora di dada. Terpesona pada kenikmatan
yang di dapat dalam pernikahan. Lupa bahwa menikah dikatakan menyempurnakan setengah dien dikarenakan begitu berat perjalanan yang akan dilalui.Belum ada persiapan apa-apa langsung tancep gas saja ingin menikah. Seperti perang. Pisau belum diasah, masih tumpul, sudah main terjun aja ke lapangan. Atau baru punya pisau satu yang tajam, langsung tergesa-gesa ingin bertarung aja. Belum apa-apa musuh udah membuat kita KO dengan senapannya. Maka sebelum berperang, paling tidak sudah punya persiapan pisau, senapan kalau bisa bom sekalian agar bisa menang dalam pertarungan. Hehe..
Maksudku di sini, paling tidak memiliki persiapan yang cukup menuju ke mahligai pernikahan. Masih ingat tulisanku sebelumnya? Bukankah gagal mempersiapkan berarti mempersiapkan kegagalan?

Menikah hanya dengan alasan keinginan untuk melindungi dan dilindungi, keinginan untuk disayang dan menyayangi, diperhatikan dan memperhatikan, ditemani dan menemani agar tak kesepian atau sejenisnya tidaklah cukup. Menikah bukan perkara sesederhana itu. Menikah adalah perkara tanggungjawab. .. Pertanyaannya kemudian, siapkah kita menjalani tanggungjawab itu? Tanggungjawab untuk mencari nafkah bagi lelaki dan mengurus rumah tangga bagi perempuan. Menyiapkan sedini mungkin tabungan untuk segala perkara yang tak terduga ( biaya pendidikan, berobat dll). Walau memang pernikahan memperluas rizki, tapi tak berarti ‘nekat’ menikah tanpa memiliki tabungan sedikit pun, bukan? Tentunya kita selalu ingin memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang disayangi. Maka persiapkanlah itu. Tak perlu lantas menunggu menjadi seorang yang kaya raya dahulu baru menikah. Paling tidak memiliki semangat dalam upaya mencari nafkah (dalam artian memiliki sikap mandiri yang wajib diemban bagi mereka yang memilih untuk menikah).memiliki semangat dalam upaya untuk terus belajar dan menyerap ilmu (karena lelaki menjadi imam yang tentu saja harus butuh ilmu untuk membimbing keluarganya. Pun seorang wanita yang menjadi guru pertama bagi anak-anaknya kelak).

Menikah cepat itu baik tapi tidak berarti tergesa-gesa. Tergesa-gesa dikhawatirkan berujung pada kecewa. Salah satu contoh menikah tergesa-gesa, adalah ( pembelajaran bagi kita semua), tak terlalu mengenal sang calon, sudah terbuai dulu pada sosoknya yang begitu kharismatik, ternyata setelah menikah baru ketahuan telah memiliki istri lain.Ingatkan kasus artis kita yang sempat merajai pemberitaan media masa di negeri ini? Contoh lain, setelah menikah ternyata malah merepotkan orang lain. Tak menyangka bahwa begitu banyak persoalan dalam rumah tangga hingga orangtua, kerabat, teman-teman ikut dilibatkan. Waah.. ternyata belum bisa untuk mandiri…

Berhati-hati agar tidak tergesa-gesa menikah berbeda dengan menunda-nunda pernikahan. “Nanti setelah lulus kuliah baru menikah”, setelah lulus sarjana muncul perkataan lain, “setelah S2 dulu deh baru nikah”, “setelah kerja aja deh nikahnya” atau.. “setelah posisiku di kerjaan settle dulu deh”..setelah ini setelah itu dst.. Sampai akhirnya terus menunda.. entah sampai kapan.. bukan seperti itu. Jadi teringat joke salah seorang temanku perihal sikap wanita terhadap lelaki yang mendekati. Wanita berusia 18- 25 tahun, “nanti dulu deh”. 26- 30 tahun,” boleh deh” 31 tahun ke atas, “yang mana aja deh”. hehe…

Sekedar ice breaking:). Ya, apabila telah mengenal calon dan keluarganya dengan baik,
siap lahir batin ditambah sudah tak mampu lagi menahan hasrat, untuk apalagi menunda?

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda, “3 orang yang akan selalu diberi pertolongan oleh Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan..

Seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya” (HR. Thabrani)

Imam, yang kini telah menjadi imam bagi istrinya, semoga adalah orang yang termasuk diberi pertolongan oleh Allah.. amin..

Sesuai kesepakatan kami, saat kami masih bersekolah dulu, bahwa akan ada piala pernikahan bergilir. Karena Imam yang paling pertama diantara kami, maka Imamlah yang berhak mendapatkannya.

Sebuah piala perak, bertuliskan…

Piala ini milik lelaki sejati. Menjadi juara adalah keberanian menentukan sikap, bukan menunggu waktu hingga datang kedewasaan bersikap. Selamat pada kau yang sedang menggenggamnya…

Pemahaman

Segala hal akan dipahami berbeda oleh masing-masing orang, tergantung latar-belakang, pengalaman masa lalu, tujuan, dan hal-hal lain dari orang tersebut.
Maka, ketika kita mengeluarkan isi pikiran kita untuk menanggapi sesuatu dengan menyalahkan apa yang sedang ditanggapinya itu, maka setidaknya kita telah satu-langkah tidak menjadi bijak.
Menyalahkan-membenarkan adalah proses analisis yang panjang dan haruslah terbukti kebenarannya, kebenaran hakiki hanya ada satu, sementara kebenaran manusia itu banyak macamnya.
Ketika orang lain mengeluarkan sebuah pandangan tentang sesuatu yang umum, maka sedih rasanya ketika orang mematahkannya hanya karena dia memiliki masa lalu-pengalaman hidup yang berbeda. Pemahaman dibentuk oleh pengalaman hidup-pengajaran-masa lalu dan banyak faktor lain.
Maka pastilah pemahaman setiap orang itu berbeda, menyalahkan bukanlah sebuah proses pengajaran yang baik untuk menyampaikan sesuatu.
Kesalahan paham terjadi justru karena setiap orang bersikeras dengan pemahamannya masing-masing tanpa mau mendalami-mempelajari apa sih yang menjadi penyebab seseorang memiliki pemahaman seperti itu.
Aku belajar menyampaikan suatu dan aku belajar pula untuk melihat sesuatu dari banyak sudut pandang dan pemahaman, meski aku memiliki pemahaman sendiri, aku harus mempelajari pemahaman lain agar pikiranku tidak menjadi sempit, agar aku tidak selalu membenarkan diri sendiri, agar aku tidak terlalu mudah menyalahkan.

Rumah, Agustus 2013
MASGUN

Menyampaikan Kebenaran

Dalam kehidupan. Dalam interaksi antara satu orang dengan orang lainnya, selalu menimbulkan banyak dampak. Oleh sebab itu Allah memberikan aturan interaksi ini baik dalam skala individu hingga skala masyarakat bernegara.

Dan dalam menyampaikan aturan-aturan Allah tersebut tentu melalui banyak perantara, baik perantara orang berilmu, tulisan, buku, film, dan lain-lain. Banyak sekali caranya.

Sayangnya, banyak dari para penyampai kebenaran melupakan hal-hal yang menurut saya pribadi penting. Yaitu cara menyampaikannya.

Saya mendapati banyak penyampai yang menyampaikan kebenaran —dan itu tentu saja baik— namun justru membuat jauh orang yang diberi kebenaran, karena cara menyampaikannya yang salah.

Bahwa setiap orang memiliki level keimanan yang berbeda-beda, maka ketika kamu menghadapi seseorang dengan level yang berbeda, bijaksanakanlah untuk menyamakan levelmu. Ini seperti seorang sarjana yang intelektualitasnya tinggi hendak memberikan penyuluhan ke orang yang sama sekali tidak sekolah dan tinggal di pedalaman. Gunakanlah bahasa yang tepat.

Seperti sore ini saya membaca postingan tentang aturan hubungan lawan jenis, namun sayang sekali. Cara menyampaikannya kurang halus dan kurang manusiawi. Sehingga, pembaca bukannya tertarik malah ketakutan dan kebingungan. Sehingga jadinya, pesan tersebut tidak sampai dengan baik dan tidak bisa masuk sebagai sebuah pemahaman.

Agama islam mengatur dengan keindahan, dan tentu caranya menyampaikannya pun harus dengan keindahan. Menghadapi kondisi masyarakat/seseorang, penyampai kebenaran harus tahu betul karakter dari masyarakat/seseorang tersebut dan sampaikanlah kebenaran dengan cara yang tepat sehingga mampu menjadi pemahaman.

Analoginya seperti budaya antre, buang sampah pada tempatnya. Di masyarakat kita ini nol besar karena hal itu hanya dipahami sebagai aturan. Bukan pemahaman yang telah masuk ke alam bawah sadar sehingga secara otomatis akan masuk ke dalam perilaku kehidupan. Padahal pelajaran PKn mengajarkan tentang hal itu selama bertahun-tahun, hasilnya orang bersekolah tinggipun bisa dengan mudah buang sampah dimana-mana.

Sampaikanlah kebenaran dengan cara yang baik, jadilah agen muslim yang baik. Dan pernyampaian pun dilakukan dengan cara bertahap dan pendekatan yang tekun. Ini menjadi tanggung jawab penyampai kebenaran.

Saat ini, banyak orang yang menjauh dari agama (islam) karena ketakutan dengan ketatnya aturan hidup. Ketakutan ini timbul karena tidak pahamnya orang tersebut dan kesalahan cara menyampaikan dari para pendakwah. Sedikit-sedikit diancam neraka, ditusuk ini dan itu, dibakar. Sampaikanlah keindahan agama ini dengan cara yang ma’ruf.

Oleh sebab itu pula, saya pribadi sering menyarankan teman-teman saya untuk membaca sastra/novel/roman agar kepekaan perasaannya lebih terasah. Tidak masalah jika sastra/novel/roman yang membahas cinta, apa takut dianggap menye-menye/lembek? Justru orang yang tidak belajar mengenai cinta, tidak akan bisa menyampaikan sesuatu (kebenaran) dengan cinta.

Analoginya seperti menyampaikan kebaikan/kebenaran kepada anak-anak, hindarilah kalimat negatif. Gunakanlah kalimat-kalimat positif dan rasa tanggung jawab terhadap setiap perbuatan.

Allah menciptakan dan menyuruh kita (manusia) untuk beribadah kepada-Nya, itu berarti dia hanya mewajibkan kita memasuki surga-Nya (Ibn Athaillah).

Sekali lagi, sampaikanlah keindahan agama ini dengan cara yang baik :)

Selamat menyampaikan kebenaran.

Bandung, 26 Agustus 2013
( Via : MASGUN on Tumblr)

Sunday, August 18, 2013

Aku jatuh cinta pada pikiranmu

Aku jatuh cinta pada pikiranmu. Pada setiap ceritamu. Pada senyum yang membuatku pingsan di tempat. Pada kemarahanmu yang lucu. Pada kebiasaanmu hadir di setiap dini hari untuk tuhan. Pada kejujuran yang kau tutup-tutupi walau aku seringkali tahu. Pada nyawa yang kau bagikan padaku. Pada tawamu yang lucu. Pada keras kepalamu. Pada setiap ketakutanmu yang ingin kuringankan. Pada setiap keraguanmu yang ingin kubuat hilang. Bahkan pada tangis-tangis yang kau sebabkan. Pada akhirnya, akupun jatuh cinta pada kebencianku padamu hingga rasa benci itu hilang. Aku jatuh cinta pada kebodohanku sendiri.

Dani Wadiandini

Tidak Setengah

Seringkali kita bermain kata-kata untuk membenarkan apa yang sebenarnya tidak benar. Untuk mendukung apa yang sebenarnya tidak mampu kita capai. Seperti aku sendiri pun begitu.

Seringkali aku mengatakan dalam satu pekerjaan, “belum optimal”. Mengapa tidak dikatakan “TIDAK optimal”, sebab kenyataannya memang tidak optimal. Dalam satu tugas aku mengatakan belum bisa, mengapa tidak dikatakan kalau memang “tidak bisa”. Karena kenyataannya memang tidak bisa.

Belum dan tidak yang aku ceritakan disini tidak berkaitan dengan proses kedepan yang belum sampai batas, tapi proses yang sedang terjadi dan sudah sampai batasnya.

Uang satu juta jika kurang 1 rupiah, mengapa dikatakan satu juta kurang 1 rupiah? Padahal kenyataannya tidaklah satu juta. Seperti orang yang terjebak macet dijalan, mengatakan alasannya terlambat karena terjebak, seolah-olah macet menjadi subjek yang disalahkan, mengapa tidak menyalahkan diri sendiri yang tidak mampu mengantisipasi macet?

Mengapa kita seringkali menggunakan kata-kata yang setengah-setengah, enggan mengakui kesalahan kita sendiri. Mencari kata terhalus untuk mengurangi kesalahan-kesalahan.

Katakanlah kepada dosen pembimbing jika kamu memang tidak rajin mengerjakan revisi, bukan “belum rajin”. Ketika dealine revisi telah ada dan kamu mengatakan “belum beres”, mengapa tidak dikatakan “tidak beres” dengan jujur, karena kenyataannya memang tidak beres ?

Jadikanlah setiap kata kita yang menjadi tindakan menjadi kata jelas, hitam adalah hitam - putih adalah putih. Buatlah setiap tindakan kita menjadi jelas, tidak setengah-setengah. Gelas yang diisi sepertiga air tentu bukan segelas air. Katakanlah dengan jujur, bahwa memang tidak segelas air.

Terlalu banyak orang yang menggunakan kata-kata demi memperhalus kesalahannya-ketidakmampuannya.

Rumah, 18 Agustus 2013
( Via : MASGUN)

Mencari Sempurna

Jika saja kamu mencari yang sempurna, kamu tidak akan menemukanku sama sekali. Sekalipun habis waktumu, lelah jalanmu, hingga hilang nafasmu. Kamu tidak akan menemukanku sama sekali.

Kau berteriak mencari-cari padahal aku berada disebelahmu, tapi kamu mencari yang tidak ada disisimu. Sesuatu yang sebenarnya kamu sendiri tidak tahu apa dan siapa, dimana dan bagaimana. Jika kamu mencari yang sempurna, tentu kamu tidak akan menemukanku.

Sekalipun aku berlalu lalang di sekitarmu, kamu tidak akan pernah bisa menemukanku. Karena matamu menuju ke tempat-tempat jauh, ke tempat-tempat yang kamu sendiri tak berani mendekatinya. Kamu mencari sesautu yang ada di langit. Ribuan bintang yang jauh dan kamu melupakan senter kecil yang sedari tadi kamu genggam padahal cahayanya lebih terang di dekatmu.

Kamu tidak akan pernah bisa menemukanku sekalipun aku duduk manis di bawah pohon-pohon randu. Karena kamu mencari apa yang tidak ada di bumi, kamu mencari apa yang dilangit sementara kamu berdiri di bumi.

Sampai pada akhir kelelahanmu dan kamu berhenti mencari. Dan kamu tetap tidak akan menemukanku.

(Via : MASGUN )

Laporan Praktikum Fisika


Laporan Praktikum Fisika
Gelombang


Nama Kelompok         :           1. Hendra
2. Risky Pratama
3. Marsudi Utomo
4. Ridwan Susamto

Kelas                           :           XI IPA

Guru Pembimbing       :           Zainul Arifin



SMA NEGERI 1 Sungai Pinyuh
Jl. Pendidikan , Pontianak, Kalimantan Barat
Tahun Ajaran 2013 / 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tujuan Praktikum

a.    Mengetahui panjang gelombang stasioner.
b.   Mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang (v) dengan gaya tegangan tali (F).
c.    Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan gelombang pada tali
d.   Membandingkan hasil kecepatan gelombang secara teori dan secara hukum Melde.

B.     Waktu dan Tempat

1.      Waktu
a.       Hari / tanggal : Rabu dan Sabtu,
b.      Pukul               :
2.      Tempat                  :  Laboratorium Fisika di SMA N 1 Sungai Pinyuh
C.     Alat dan Bahan                       :
a.       Power supply ( 6 Volt )
b.      Katrol meja berjepit
c.       Rheostat
d.      Kabel bersteker
e.       Vibritor
f.       Meteran
g.      Alat Tulis              :
h.      Tali
i.        Beban bercela

D.    Landasan Teori
Konsep Fisis
Getaran yang terjadi pada suatu benda disebabkan oleh adanya gangguan yang diberikan pada benda tersebut. Getaran bandul dan getaran benda pada pegas, gangguan tersebut disebabkan oleh adanya gaya luar (menggerakan bandul atau benda pada pegas). Sebenarnya terdapat banyak contoh getaran yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
a.       Garputala bergetar ketika kita memberikan gangguan dengan cara memukul garputala tersebut.
b.      Kendaraan akan bergetar ketika mesinnya dinyalakan, dalam hal ini kendaraan tersebut diberi gangguan.
c.       Suara yang kita ucapkan tidak akan terdengar apabila pita suara kita tidak bergetar.
d.      Seindah apapun alunan musik, jika loudspeaker yang berfungsi sebagai sumber bunyi dan gendang telinga kita sebagai penerima tidak bergetar, maka dapat dipastikan kita tidak akan pernah mendengar musik tersebut.
e.       Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar alias berosilasi terhadap titik setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang pada genangan air tadi.
f.       Jika kita menggetarkan ujung tali yang terentang maka gelombang akan merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang air adalah dua contoh umum gelombang yang dengan mudah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran).Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untukmenempuh satu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang (λ) adalah jarak yangditempuh dalam waktu satu periode. Frekuensi gelombang adalah banyaknyagelombang yang terjadi tiap satuan waktu. Cepat rambat gelombang (v) adalah jarakyang ditempuh gelombang tiap satuan waktu.Jadi dapat dirumuskan bahwa:
V = λ f, di mana:
v = laju rambat gelombang [m/s]
λ = panjang gelombang [m]
f = frekuensi [Hz]

Hukum MELDE
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang. Gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang.
Melde merumuskan bahwa :


Dimana :
v = cepat rambat gelombang (m/s)
F = gaya ketegangan tali (N)
μ = rapat massa linier tali (massa tali/panjang tali) (kg/m)


BAB II
LANGKAH dan Hasil PRAKTIK
A.    Cara Kerja
Percobaan pertama: Mengetahui panjang gelombang stasioner.
a. Mengukur panjang dan massa tali.
b. Menimbang massa beban yang dipakai.
c. Merangkai alat seperti pada gambar di bawah ini.

d. Mencatat frekuensi yang dipakai
e. menyalakan sumber getaran
f. mencari gelombang stasioner dengan cara menggerakkan sumber getaran mendekati katrol.
g. Mencatat panjang tali yang diperoleh dan jumlah gelombang.
h. Mengulagi langkah b sampai g dengan memvariasi massa beban jenis tali.
Percobaan kedua  (variasi jenis tali) :
a.       Mengukur panjang dan massa tali.
b.      Menimbang massa beban yang dipakai.
c.       Merangkat alat seperti pada percobaan I.
d.      Mencatat frekuensi yang dipakai.
e.       Menghidupkan vibrator dengan menghubungkan pada sumber tegangan.
f.       Mengukur panjang gelombang yang terjadi.
g.      Mencatat data yang diperoleh.
h.      Mengulangi langkah a sampai g dengan memvariasi jenis tali.

B.     Hasil Pengamatan
a.       Percobaan 1
f = 50 Hz ;
No
Massa Beban
( gr )
Tegangan Tali
( N )
Jumlah Perut

Panjang Tali
( m)
Panjang Gelombang
( m )
Kecepatan Gelombang
1
50
50. 10-3 x 10
5
1,45
0,29
14,5
2
100
100. 10-3 x 10
4
1,53
0,38
19
3
150
150. 10-3 x 10
3
1,59
0,53
26,5

b.      Percobaan 2
f = 50 Hz ;
No
Massa Beban
( gr )
Tegangan Tali
( N )
Jumlah Perut

Panjang Tali
( m)
Panjang Gelombang
( m )
Kecepatan Gelombang
1
50
50. 10-3 x 10
6
1,62
0,27
13,5
2
100
100. 10-3 x 10
7
1,60
0,22
11
3
150
150. 10-3 x 10
7
1,58
0,22
11

c.       Percobaan 3
f = 50 Hz ;
No
Massa Beban
( gr )
Tegangan Tali
( N )
Jumlah Perut

Panjang Tali
( m)
Panjang Gelombang
( m )
Kecepatan Gelombang
1
50
50. 10-3 x 10
10
1,64
0,16
8
2
100
100. 10-3 x 10
7
1,62
0,23
11,5
3
150
150. 10-3 x 10
6
1,70
0,28
14

Perbandingan hasil kecepatan gelombang secara teori dan secara hukum Melde
F = 150. 10-3 x 10
No
µ
λ
Vmateri
Vmelde
1
1 (21. 10-4)
0,53
26,5
26,72
2
2 (21. 10-4)
0,22
11
18,8
3
3 (21. 10-4)
0,28
14
15,43

C.     Analisis Data
Percobaan I :
Cepat rambat gelombang secara umum/sinusoidal diperoleh dengan rumus :
eq=\nu = \lambda f

1.)    v1 = λ1.f1
= 0,29 m.50 Hz = 14,5 m/s
2.)    v2 = λ2.f2
= 0,38 m.50 Hz = 19 m/s
3.)    v3 = λ3.f3
= 0,53 m.50 Hz = 26,5 m/s
Percobaan II :
Cepat rambat gelombang secara umum/sinusoidal diperoleh dengan rumus :
eq=\nu = \lambda f

1.      v1 = λ1.f1
= 0,27 m.50 Hz = 13,5 m/s
2.      v2 = λ2.f2
= 0,22 m.50 Hz = 11 m/s
3.      v3 = λ3.f3
= 0,22 m.50 Hz = 11 m/s
Percobaan III :
Cepat rambat gelombang secara umum/sinusoidal diperoleh dengan rumus :
eq=\nu = \lambda f

1.      v1 = λ1.f1
= 0,16 m.50 Hz = 8 m/s
2.      v2 = λ2.f2
= 0,23 m.50 Hz = 11,5 m/s
3.      v3 = λ3.f3
= 0,28 m.50 Hz = 14  m/s



Sedangkan cepat rambat dihitung dengan Hukum Melde adalah :

1.)    = 26,72 m/s
2.)     = 18,8 m/s
3.)     = 15,43 m/s

Sesuai dengan hasil perhitungan, maka perbandingannya :
No
mbeban (kg)
λ (m)
f (Hz)
µ (kg/m)
vsin (m/s)
vmelde (m/s)
1
0,15
0,53
50
21.10-4
26,5
26,72
2
0,15
0,22
50
21.10-4
11
18,8
3
0,15
0,28
50
21.10-
14
15,43





∑v = 51,5
∑v = 60,95

Kesesatan           =   x100%
                           = x100%
                           = 15,5%
Ketepatan           = 100% - 15,5%
                           = 84,5%






D.    Pembahasan

Percobaan Melde dilakukan untuk mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang dengan gaya ketegangan tali.

Pada vibrator diikatkan tali yang panjang melalui katrol lalu digantungkan massa beban. Vibrator sudah memiliki frekuensi tertentu yaitu 50 Hz. Vibrator kemudian dihidupkan dengan menghubungkan pada sumber tegangan. Pada saat itu timbul gelombang transversal yang merambat dari vibrator ke katrol dan dipantulkan oleh katrol ke vibrator, dan akhirnya timbul gelombang stasioner pada tali sehingga simpul dan perut dapat diamati. Jarak antara vibrator dan katrol diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan praktikan dalam menentukan panjang gelombang. Dalam praktikum ini praktikan menggunakan jarak 200 cm.
Panjang tali antara vibrator dan katrol, dibagi banyaknya gelombang yang terbentuk, akan mendapatkan nilai panjang satu gelombang: Untuk gelombang yang panjangnya lebih dari 200 cm, gelombang yang tampak tidak sampai satu gelombang. Tapi hanya setengah gelombang, seperempat gelombang, dsb.
Dalam percobaan Melde ini, praktikan melakukan percobaan dengan dua variasi yaitu variasi massa beban dan variasi jenis tali.
Pada percobaan I (variasi massa beban), semakin besar massa beban yang digantungkan, maka akan terjadi panjang gelombang yang semakin besar. Hal ini menyebabkan cepat rambat semakin besar pula.
v = λ f
Jika dianalisis dengan Hukum Melde, semakin besar massa beban, maka gaya ketegangan tali semakin besar :
F = mbeban.g
Dengan bertambah besarnya gaya ketegangan tali, maka cepat rambat gelombangnyapun semakin besar.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Dalam percobaan Melde, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Jika seutas tali digetarkan secara terus menerus, maka akan menimbulkan gelombang transversal pada tali. Jika kedua ujung tali tertutup, maka gelombang transversal itu akan bersifat stasioner atau diam.
2.      Semakin besar gaya ketegangan tali (F), maka semakin besar pula cepat rambat gelombang (v). Cepat rambat gelombang (v) berbanding lurus dengan akar kuadrat gaya ketegangan tali (F).
3.      Semakin besar rapat massa linier tali (µ), semakin kecil cepat rambat gelombang (v). Cepat rambat gelombang (v) berbanding terbalik dengan akar kuadrat rapat massa linier tali (µ).
4.      Cepat rambat gelombang secara sinusoidal dapat ditentukan dengan persamaan :
v = λ f
5.      Cepat rambat gelombang secara sinusoidal dapat ditentukan dengan persamaan Melde yaitu :
6.      Kesalahan yang terjadi pada praktikum ini dapat terjadi karena kesalahan pembacaan alat dan keterbatasan kemampuan dalam menggunakan alat.




B.  Daftar Pustaka
           http://www.docstoc.com/docs/68169790/praktikum-fisika