Dalam kehidupan. Dalam interaksi antara satu orang dengan orang
lainnya, selalu menimbulkan banyak dampak. Oleh sebab itu Allah
memberikan aturan interaksi ini baik dalam skala individu hingga skala
masyarakat bernegara.
Dan dalam menyampaikan aturan-aturan Allah tersebut tentu melalui
banyak perantara, baik perantara orang berilmu, tulisan, buku, film, dan
lain-lain. Banyak sekali caranya.
Sayangnya, banyak dari para penyampai kebenaran melupakan hal-hal yang menurut saya pribadi penting. Yaitu cara menyampaikannya.
Saya mendapati banyak penyampai yang menyampaikan kebenaran —dan itu
tentu saja baik— namun justru membuat jauh orang yang diberi kebenaran,
karena cara menyampaikannya yang salah.
Bahwa setiap orang memiliki level keimanan yang berbeda-beda, maka
ketika kamu menghadapi seseorang dengan level yang berbeda,
bijaksanakanlah untuk menyamakan levelmu. Ini seperti seorang sarjana
yang intelektualitasnya tinggi hendak memberikan penyuluhan ke orang
yang sama sekali tidak sekolah dan tinggal di pedalaman. Gunakanlah
bahasa yang tepat.
Seperti sore ini saya membaca postingan tentang aturan hubungan lawan
jenis, namun sayang sekali. Cara menyampaikannya kurang halus dan
kurang manusiawi. Sehingga, pembaca bukannya tertarik malah ketakutan
dan kebingungan. Sehingga jadinya, pesan tersebut tidak sampai dengan
baik dan tidak bisa masuk sebagai sebuah pemahaman.
Agama islam mengatur dengan keindahan, dan tentu caranya
menyampaikannya pun harus dengan keindahan. Menghadapi kondisi
masyarakat/seseorang, penyampai kebenaran harus tahu betul karakter dari
masyarakat/seseorang tersebut dan sampaikanlah kebenaran dengan cara
yang tepat sehingga mampu menjadi pemahaman.
Analoginya seperti budaya antre, buang sampah pada tempatnya. Di
masyarakat kita ini nol besar karena hal itu hanya dipahami sebagai
aturan. Bukan pemahaman yang telah masuk ke alam bawah sadar sehingga
secara otomatis akan masuk ke dalam perilaku kehidupan. Padahal
pelajaran PKn mengajarkan tentang hal itu selama bertahun-tahun,
hasilnya orang bersekolah tinggipun bisa dengan mudah buang sampah
dimana-mana.
Sampaikanlah kebenaran dengan cara yang baik, jadilah agen muslim
yang baik. Dan pernyampaian pun dilakukan dengan cara bertahap dan
pendekatan yang tekun. Ini menjadi tanggung jawab penyampai kebenaran.
Saat ini, banyak orang yang menjauh dari agama (islam) karena
ketakutan dengan ketatnya aturan hidup. Ketakutan ini timbul karena
tidak pahamnya orang tersebut dan kesalahan cara menyampaikan dari para
pendakwah. Sedikit-sedikit diancam neraka, ditusuk ini dan itu, dibakar.
Sampaikanlah keindahan agama ini dengan cara yang ma’ruf.
Oleh sebab itu pula, saya pribadi sering menyarankan teman-teman saya
untuk membaca sastra/novel/roman agar kepekaan perasaannya lebih
terasah. Tidak masalah jika sastra/novel/roman yang membahas cinta, apa
takut dianggap menye-menye/lembek? Justru orang yang tidak belajar
mengenai cinta, tidak akan bisa menyampaikan sesuatu (kebenaran) dengan
cinta.
Analoginya seperti menyampaikan kebaikan/kebenaran kepada anak-anak,
hindarilah kalimat negatif. Gunakanlah kalimat-kalimat positif dan rasa
tanggung jawab terhadap setiap perbuatan.
Allah menciptakan dan menyuruh kita (manusia) untuk beribadah
kepada-Nya, itu berarti dia hanya mewajibkan kita memasuki surga-Nya (Ibn Athaillah).
Sekali lagi, sampaikanlah keindahan agama ini dengan cara yang baik :)
Selamat menyampaikan kebenaran.
Bandung, 26 Agustus 2013
( Via : MASGUN on Tumblr)
No comments:
Post a Comment