apalah arti sebuah harapan jika tak sering menampakan jati dirinya.
kemungkinan besar aku orang yang sulit melupakanmu dibanding kau.
untuk apa aku mengingatmu? untuk menyiksa diriku sendiri. sedangkan kamu tak peduli.
dulu, mungkin aku orang yang tepat. kini berbeda, seperti arah jam yang memutar dengan berlawanan.
dulu, kita bagian yang terpenting dan sekarang seperti arah jam yang berlawanan.
seharusnya kita saling sadar, siapa yang terus menerus melihatkan perbedaan sikap. aku atau kamu?
sudahkah kau menyadari apa yang kau lakukan di sana, aku merasa tak pernah dianggap sama sekali.
hingga kapan aku tetap bersabar dengan orang yang tak pernah sadar dengan rasa sabar yang aku punya.?
jika aku mencarimu mungkin kamu akan tetap menghilangkan diri, jika aku sudah lelah kau mencariku. semoga tak terlambat.
apakah aku harus memaksamu untuk merindukanku, percuma.
apakah aku harus berakhir sampai di sini, aku rasa tidak. aku tetap mencoba membangun cinta yang telah ada.
aku suka berpura-pura tak melihat perbedaan sikap yang kau tunjukan selama ini, tapi aku rasa percuma.
percuma aku membangun tembok yang kokoh namun penyangganya selalu rapuh.
dan kamu selalu gengsi untuk mengucapkan rindu padaku.
aku tidak kecewa, aku hanya ingin melupakan arti kekecewaan tentang kita.
jika aku sudah lupa apa arti kekecewaan, ku harap kau jangan hadir kembali.
No comments:
Post a Comment