Tuesday, April 22, 2014

Dari Tempatku Menulis Puisi



Dear , Bunda

Dari tempatku menulis puisi
Ada kenangan yang masih melintas
Sekilas bayangan
Seperti dekat namun ingin pergi

Dari tempatku menulis puisi
Didinding kamarku fotomu masih setia menghiasi
Kau tersenyum didepanku penuh arti

Dari tempatku menulis puisi
Terlintas sebuah senyum bahagia
Senyum yang berkata “aku sayang kamu
Selalu kusimpan sebagai teman sepi
Kuingat kau berkata “kau tak pernah sendiri

Dari tempatku menulis puisi
Aku selalu mengingatmu
Berharap kita masih seperti dulu
Berharap kau berkata
“Akan kuusahakan semuanya untukmu, sayang”

Tapi kutahu
Cinta adalah melepaskan apapun yang melekat padamu
Membiarkanmu terbang menuju kedamaian
Membiarkanmu pergi dalam pelukan damai-Nya
Dalam pelukan kebahagiaan yang dijanjikan-Nya

Aku akan menulis puisi lagi dan lagi
Agar hatiku terasa tenang
Agar kau tetap diingatan
Karena sungguh aku ingin kau kembali ada
Walau tidak didunia ciptaan-Nya

Anjungan, 25 Juli 2013
10 : 48 PM

Monday, April 7, 2014

Yang Hilang Sewaktu-Waktu

Karena aku mencintai yang sewaktu-waktu pergi, yang sewaktu-waktu diambil. Aku belajar bagaimana caranya melepaskan. Aku belajar bagaimana menyikapi kepergian.

Aku belajar mengosongkan diri dari apapun yang memenuhi. Hingga setiap ruang dalam hati terasa lebih lapang dari biasanya. Lalu mengisinya lagi dengan lebih tertata dan bijaksana.

Karena aku mencintai yang sewaktu-waktu mati, yang sewaktu-waktu harus hilang. Aku belajar tentang kesendirian. Betapa hidup dalam diri sendiri begitu meresahkan.

Aku belajar bagaimana membuat hari-hari terasa lebih lapang. Selalu siap dengan kehilangan. Selalu siap dengan kepergian. Sebab aku, sejatinya, tidak pernah memiliki apa-apa. Tuhan hanya menitipkanmu untuk aku cintai.

Aku khawatir bila aku mencintaimu tidak dengan petunjuk-Nya. Aku takut ketika mencintaimu justru mengundang murka-Nya. Aku sudah berusaha sebaik-baiknya menjaga diri.

_ Semua masih tentang kamu, wanita luguku ({}) I MISS YOU :')

Saturday, April 5, 2014

Jangan Percaya Padaku

Pada beberapa hal yang kukatakan,
kau tidak boleh begitu mudah menaruh kepercayaan.

Jangan percaya padaku
saat kukatakan aku baik-baik saja namun mataku berkata sebaliknya
Tanya padaku lebih dari sekali
sampai aku bosan berbohong padamu lagi
Atau barangkali,
sampai aku menangis dan tidak membohongi diri.

Jangan percaya padaku
Saat aku diam seribu bahasa, ketika kau bertanya apakah aku baik-baik saja
Tunggulah beberapa saat, sampai kepalaku telah hilang penat.
Saat itu, yang terbaik yang bisa kau lakukan adalah memelukku dengan kuat.

Jangan percaya padaku
saat aku berlaku biasa saja ketika kau berbuat sesuatu yang menyakiti hatiku
Karena barangkali, aku hanya ingin menyenangkan diri sendiri dan menenangkanmu.
Kau tahu, pertengkaran tidak akan membawa kita kemana-mana selain masa lalu.

Jangan percaya padaku
Jangan begitu mudah menyerah dan percaya padaku

Karena bila kau sudah cukup mengenalku,
kau tahu aku tidak sejujur itu.
Dan padamu, aku masih menaruh harap bahwa kau akan belajar lebih baik untuk segera bertindak.

Karena bagi (sebagian) pria,
diam adalah cara terbaik untuk belajar kesabaran
berbohong adalah cara untuk memberi jeda pada keresahan
Dan pertengkaran adalah jalan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan.

Anjungan, 6 April 2014
- Anahata